Pohon durian tinggi melangit, pokok seta lebat
daunya, pokok rambai di pinggir jalan
Masih ku ingat satu persatu, di desa kelahiranku
Di depan rumah MaksuYam
Pohon rambai sepemeluk orang dewasa, buahnya
manis rebutan kanak-kanak
Bila makan telan dengan biji, masuk tandas berjam-jam, bawa
penyungkil ranting kayu
Pohon sekiat di tepi rumah, pohon keriang di tengah
baroh, pohon kekut walaupun hitam sedap rasanya, mahu makan gentel dulu
Itulah makanan sampingan di zaman itu, sebelum magi mee,
keropok udang dan chewgum
Jalan Kubang Gatal ke rumahku belum dibubuh kerikil, aspal jauh langit dengan bumi
Musim kemarau debu berterbangan, musim tengkujuh boleh tanam
padi
Tapi warga tetap bersabar, mengeluh tidak sekali
Tok Wan Po, Tok Wan Omar, Pakcu Dir, Paksu Kob, Pak Ngah,
Pak Da Daud, Tok Ayah Amat, Tok Wan Hussain, Pakcu Ya kateh
Orang ternama di desaku yang
ku ingat
Tak dilupakan ayahku
sendiri, Haji Ismail bin Awang bin Saleh
bin Damik
Orang panggil Tok Ayah Wil, asal Pattani
Ibuku yang dikasihi Hajah Kalsom binti Sulaiman
asal Pohon Seta Pasir Tumbuh
Semuanya sudah almarhum, meninggalkan jasa
besar tak didendang
Tiada ulasan:
Catat Ulasan